
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII Tahun 2025, di Jakarta. *ist
Jakarta, RIC – Ketidakseimbangan jumlah pertumbuhan kendaraan dan ketersediaan ruas jalan menjadi penyebab utama kepadatan lalu lintas di Jakarta. Untuk itu sebagai upaya mengatasi kepadatan kendaraan diperlukan Intelligent Traffic Control System ( ITCS).
Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Tavi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2025), melalui siaran pers yang diterima realitasindonesia.com.
Syafrin menggagas proyek perubahan berjudul “Strategi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas melalui Pengembangan ITCS di Propinsi DKI Jakarta”. Menurut Syafrin, proyek perubahan ini menargetkan penambahan jumlah simpang ITCS di Jakarta. Hal ini diperlukan karena kemacetan di Jakarta juga dipicu pengaturan simpang yang masih statis dan belum adatif.
Proyek perubahan ini, tutur Syafrin, memanfaatkan teknologi ITCS yang memungkinkan pengaturan lalu lintas berbasis data real time dan terintegras dalam penegakan hukum secara elektronik (ETLE) agar penanganan kemacetan lalu lintas lebih efektif.
Dalam pelaksanaan proyek ini dilakukan dalam tiga tahap, untuk jangka pendek (0-2 bulan) menyangkut penandatanganan memorandum of understanding (MoU) tentang pemanfaatan data ITCS dan pengoperasian awal lima simpang ITCS.
Sedang jangka menengah (6-12 bulan) mencakup dimulainya penegakan hukum secara elektronik atas pelanggaran lalu lintas, pajak dan uji emisi. Dan, jangka panjang dengan rentang waktu lebih dari 12 bulan, menargetkan pengembangan hingga 321 simpang ITCS di seluruh wilayah Jakarta, termasuk pengendalian integrasi sistem dengan kawasan rendah emisi dan pengendalian lalu lintas secara elektronik.
Proyek perubahan ini diharapkan menciptakan budaya tertib berlalu lintas. Selain itu dengan pengembangan ITCS, juga dapat mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pajak kendaraan bermotor, memperbaiki kualitas udara serta memperkuat posisi Jakarta sebagai Kota Global.
Untuk mendukung integrasi data lalu lintas, tambah Syafrin, Dinas Perhubungan DKI Jakarta bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Badan Pendapatan Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalisasi penindakan pelanggaran lalu lintas, tidak bayar pajak dan kendaraan tidak lulus uji emisi.
Teknologi cerdas yang dihadirkan dalam pengembangan ITCS secara masif dilaksanakan di simpang-simpang Jakarta untuk mengoptimalkan pengaturan lampu lalu lintas secara adatif dan real time agar lalu menjadi lebih dinamis dan kelancaran lalu lintas dapat meningkat secara signifikan.
Dengan perbaikan kondisi lalu lintas Jakarta diharapkan mampu memperkuat konektivitas intra dan inter kota sebagai sala satu indikator penting Kota Global. Proyek perubahan ini, pada akhirnya, lanjut Syafrin, berkontribusi terhadap upaya Jakarta dalam meningkatkan peringkat Jakarta menuju peringkat 50 Kota Global tahun 2029.
Lebih Jauh Syafrin mengatakan, untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan proyek perubahan ini maka perlu dilakukan evaluasi berkala terhadap kerja sistem guna memastikan efektifitas, akuntabilitas dan dampak nyata dari penerapan ITCS dalam jangka panjang. (as)