
Rapat Komisi C DPRD DKI Jakarta dibuka tanpa eksekusif. *ric/andreas
Jakarta, RIC – Rapat Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Rabu (16/10/2024), yang direncanakan pukul 13.00, ada yang menarik. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya itu tidak sekadar menarik tetapi sebuah sejarah baru.
Dikatakan sejarah baru karena selama ini, kalau ada rapat, baik di komisi, Badan Anggaran (Banggar) atau pun paripurna, selalu datang duluan dan menunggu adalah eksekutif. Dan, biasanya legislatif yang tidak tepat waktu kecuali satu dua orang anggota dewan sangat disiplin.
Tetapi, kali ini situasinya beda. Ketika rapat dibuka Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya, tidak ada satu pun pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang hadir.
Staf SKPD memang sudah banyak yang hadir tetapi pimpinan SKPD yang menjadi mitra kerja Komisi C DPRD DKI Jakarta belum menampakan diri. Kursi tersedia berhadapan dengan kursi dan meja anggota dewan, tapi tidak terisi karena pimpinan SKPD belum datang.
Akibatnya, Rapat Komisi C DPRD DKI Jakarta yang sifatnya perkenalan anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dengan pimpinan SKPD selaku mitra kerja, setelah buka langsung diskors. Rapat baru dibuka dan dimulai sekitar pukul 14.00 setelah pimpinan SKPD datang.
Informasi yang diperoleh realitasindonesia.com, sebenarnya Komisi C DPRD DKI Jakarta sudah diinformasikan bahwa ada acara pimpinan SKPD dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sehingga tidak mungkin bisa menghadiri rapat dengan Komisi C DPRD DKI Jakarta pukul 13.00. Tetapi karena ingin rapat tetap dilaksanakan pukul 13.00 makanya pimpinan SKPD terlambat datang.
Mengamati kedisiplinan rapat di komisi-komisi dan Badan Anggaran sebenarnya cukup positif di awal anggota DPRD DKI Jakarta yang baru periode 2024-2029. Artinya, Kalau pun terlambat, paling setengah jam atau kurang dari satu jam.
Hal ini karena sejak awal Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin menekankan pentingnya disiplin di setiap rapat. Mudah – mudahan awal yang baik ini, tidak hanya karena anggota dewannya baru tetapi benar – benar wujud dari kesadaran anggota dewan sebagai wakil rakyat. (as)