
Dirut PDAM Jaya Arief Nasiruddin berphoto bersama PJ Gubernur DKI Heru Budi Hartono jelang mengakhiri masa jabatannya. *ric/andreas
Jakarta, RIC – Dirut PDAM JAYA Arief Nasrudin membantah PT Moya Indonesia selaku mitra kerjasama memproduksi air bersih untuk kebutuhan masyarakat Jakarta.
“Berita itu tidak benar. Datang ke kantor aja nanti dijelaskan staf saya,” tegas Arief kepada realitasindonesia.com, Rabu (16/10/2024) sore, di Balaikota usai bersama rombongan berfoto dan bersalaman dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang akan mengakhiri tugas sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta pada Kamis (17/10/2024).
Sementara itu, berita Monitor Indonesia tertanggal 26 Juni 2024 menyebutkan, PDAM membeli air dari PT Moya Indonesia. Disebutkan pula, kerjasama PDAM dengan PT Moya Indonesia mengenai penyelenggaraan sistem penyediaan air minum.
Dan kerjasama dengan PT Moya Indonesia sangat beda dengan PT Aetra dan PT Palyja. Kerjasama dengan PT Aetra dan Palyja mengenai pengelolaan dari hulu hingga hilir. Sementara kerjasama saat ini pada bagian produksi air.
Sementara Antara tertanggal 14 Oktober 2020 memberitakan, kerjasama yang dilakukan itu mengenai penyelenggaraan sistem penyediaan air minum melalui optimalisasi aset existing dan penyediaan aset baru dengan skema pembiayaan bunding.
Kerjasama sebelumnya, kelola dari hulu ke hilir dan kerjasama sekarang pada bagian produksi air dan untuk distribusi dan pelayanan pelanggan sepenuhnya oleh PDAM Jaya.
Sedang Republika.Co.ID tertanggal 16 Juni 2023 mewartakan rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan PDAM Jaya. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mempertanyakan kenapa harus kerjasama lagi?
Apa kelebihan PT Moya Indonesia, yang kita tidak punya? “Saya paling tidak setuju. Kan kita sudah jadi korban Aetra dan Palyja kenapa harus kerjasama lagi dengan pihak ketiga yang kita nggak ngerti apa dasarnya,” kata Gilbert. (as)