
Gedung DPRD DKI Jakarta./ist
Jakarta, RIC – Efisiensi atau pemotongan anggaran perjalanan dinas DPRD DKI Jakarta ke daerah, jauh lebih efektif dari pada efisiensi anggaran kunjungan kerja atau perjalanan dinas ke luar negeri.
Karena itu, usulan anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Muhammad Hasan Abdillah, masuk akal. Karena daerah seharusnya datang, berkunjung dan belajar ha-hal positif di Jakarta.
Pengamat Kebijakan Publik Amir Hamzah menegaskan ini, Kamis (20/3/2025), menanggapi usulan Hasan dalam rapat kerja Komisi A DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/3/2025), dengan mitra eksekutif.
Hasan mengusulkan agar efisiensi anggaran DPRD DKI Jakarta sebaik untuk perjalanan dinas ke daerah. Bagi Hasan, daerah yang harus ke Jakarta. Untuk itu, Hasan berharap agar usulan agar efisiensi dikenakan pada perjalanan dinas ke daerah dikomunikasikan dengan pemerintah pusat.
Menurut Amir, usulan Hasan tidak salah, masuk akal. “Kan sudah ada slogan atau motto “Sukses Jakarta untuk Indonesia” terus untuk apa lagi perjalanan dinas ke daerah-daerah,” tanya Amir.
Amir mempertanyakan, apa kelebihan daerah yang mau dipelajari? Kesuksesan apa dari daerah yang bisa diterapkan di Jakarta. Dari kunjungan kerja ke daerah selama ini, apa hasil atau kelebihan daerah yang sudah diterapkan di Jakarta. “Ini mestinya menjadi permenungan berdana para wakil rakyat,” ujar Amir.
Amir pun belum bisa mengerti sejauh ini, alasan atau dasar pertimbangan apa sehingga hampir setiap bulan bahkan kadang sebulan dua kali perjalanan dinas ke daerah-daerah.
Semestinya, lanjut Amir, perjalanan dinas ke luar negeri itu yang lebih penting karena Jakarta sebagai ibukota negara. Dengan kunjungan itu, bisa melihat perbandingan dengan berbagai hal di negara lain untuk bisa diterapkan di Jakarta yang menuju Kota Global.
Kalau pun efisiensi perjalanan dinas ke luar negeri, dikatakan sesuai, sejalan atau sekaligus melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2025 dan Instruksi Gubernur (Ingub) No 2 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran tahun 2025, tidak ada yang salah.
Hanya perlu diingat dan dipahami, kata Amir, aturan itu jelas meminta efisiensi bukan hanya perjalanan dinas ke luar negeri, tetapi banyak hal perlu dilakukan efisiensi. Salah satu dari banyak hal itu, efisiensi perjalanan dinas ke daerah atau dalam negeri. Karena itu wajar dan sangat masuk akal bila Hasan mengusulkan efisiensi perjalanan dinas ke daerah.
Karena itu, tambah Amir, tidak salah kalau efisiensi dilakukan untuk perjalanan luar negeri sesuai aturan. Tetapi, kenapa tidak memilih perjalanan dinas dalam negeri yang terkena efisiensi. Apalagi kalau bicara untung rugi dan manfaatnya bagi Jakarta sebagai ibukota negara, sebagai Kota Global, maka perjalanan luar negeri jauh lebih bermanfaat. (as)