Dialog Luar Studio bertajuk “Semangat Sumpah Pemuda dalam Menghadapi Jakarta Global City,” Senin (20/10/2025). *Ist
Jakarta, RIC – Dalam acara Dialog Luar Studio bertajuk “Semangat Sumpah Pemuda dalam Menghadapi Jakarta Global City,” Senin (20/10/2025), Josephine Simanjuntak menilai bonus demografi yang akan terjadi sebentar lagi akan memunculkan tantangan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta untuk memberikan ruang bergerak kepada para anak muda.
Jelang perayaan Hari Sumpah Pemuda 2025, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Josephine Simanjuntak, memberikan pesan-pesan inspiratif terkait peran anak muda dalam upaya membangun ibu kota.
“Saya gaungkan dalam rapat-rapat kerja, ayo kita mulai perhatikan orang muda. Kenapa, saya mengkhawatirkan bonus demografi yang akan terjadi di tahun 2030-2045. Bagaimana Jakarta akan menghadapi itu nantinya,” katanya.
Menurut Josephine, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selama ini terlalu banyak memberikan penekanan terhadap aspek olahraga, tetapi kurang memerhatikan isu-isu kepemudaan.
“Itu saya sampaikan dalam rapat kerja kepada Dinas Pemuda dan Olahraga. Dalam rapat kerja itu dilampirkanlah laporan penggunaan keuangan dan segala macam. Saya protes, ini Dinas Pemuda dan Olahraga atau Dinas Olahraga,” sambungnya.
Dinas Olahraga itu bicara olahraga, tetapi Dinas Pemuda dan Olahraga artinya pemuda itu juga harus dibicarakan dengan jelas.
Masih menurut Josephine ada banyak hal tidak mengenakkan yang terjadi dengan para pemuda- pemudi di Jakarta, khususnya Jakarta Timur di mana sering terjadi tawuran. “Hari ini saya melihat ada banyak kejadian di wilayah Jakarta Timur yang kurang menyenangkan terhadap anak muda. Apa itu, adek-adek di sini bersyukur lah masih bisa kuliah. Tetapi, adek-adek yang di sana yang tidak berkuliah dan tidak bisa bekerja mau ngapain. Akhirnya, terjadilah konflik-konflik antar mereka, bertawuran, yang tawurannya sudah tidak pakai hati,” ujarnya.
Menanggapi situasi dan kondisi tersebut, Josephine mendorong agar Pemprov DKI Jakarta menggandeng Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk mengadakan kegiatan-kegiatan positif di kalangan anak muda.
“Nah, ketika kita bicara pemuda, ini kekuatannya di mana, ada sebenarnya, tapi tidak dihargai sampai saat ini, yaitu KNPI. Menggerakkan KNPI itu artinya menggerakkan kelompok-kelompok muda secara positif. Tetapi, ini mana. Sampai detik ini saya tidak melihat,” tutupnya. (A.S)