Josephine Simanjuntak, politisi PSI, anggota DPRD DKI Jakarta. *ist
Jakarta – MENELUSURI Jejak Perjalanan Bunda Josephine Simanjuntak Menjadi Anggota legislatif DKI Jakarta sempat tidak pernah terbayangkan olehnya. Sebelumnya, ia pernah gagal dalam kontestasi bakal calon legislatif. Namun dari niat kegigihannya akhirnya berbuah hasil yang indah.
Pada Senin, 26 Agustus 2024, Josephine resmi dilantik bersama 106 anggota DPRD DKI Jakarta periode 2024–2029 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Ia terpilih mewakili warga Jakarta dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV Jakarta Timur yang meliputi Kecamatan Matraman, Kecamatan Cakung dan Kecamatan Pulo Gadung melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kini, Bunda Josephine —Panggilan akrabnya— dipercaya duduk di Komisi C DPRD DKI Jakarta sekaligus tergabung dalam Badan Musyawarah (BAMUS) DPRD DKI Jakarta. Beliau seorang legislator yang dikenal tegas ini bertekad akan menjadi wakil rakyat yang amanah, serta akan selalu memperjuangkan kepentingan warga Jakarta menuju taraf hidup yang lebih baik.
Josephine bukanlah wajah baru dalam dunia politik. Sebelum bergabung dengan PSI, ia sempat menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Kecintaannya pada politik sudah terlihat sejak remaja, ketika ia aktif di berbagai pergerakan organisasi kepemudaan. Beberapa jabatan strategis pernah diembannya, antara lain Sekretaris Pemuda Demokrat Indonesia DKI Jakarta, Wakil Ketua Pemuda Demokrat Pusat dan Wakil Ketua Alumni KNPI DKI Jakarta.
Pengalaman yang panjang di dunia organisasi membuat Josephine memiliki kedekatan khusus dengan isu kepemudaan. Menurutnya, generasi muda adalah kunci dalam mewujudkan visi Jakarta sebagai Global City.
Dalam sebuah seminar kepemudaan, perempuan kelahiran Jakarta, 22 Desember 1968 ini menegaskan pentingnya peran kesiapan pemuda menghadapi transformasi Jakarta menuju Kota Global.
“Kita harus mengikuti zaman atau tertindas oleh zaman. Pemuda jangan lemah. Apa yang kalian tekuni hari ini, jadikan modal kreativitas untuk masa depan. Kita juga harus menguasai teknologi, termasuk AI, agar tidak tertinggal,” ujarnya memotivasi.
Josephine mengatakan Jakarta, sebagai kota terbesar di Asia Tenggara sekaligus jantung perekonomian Indonesia, sangat membutuhkan peran aktif generasi muda untuk mampu bersaing di panggung Global.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan inisiatif Jakarta RISE 20, program strategis lintas sektor untuk mendorong posisi Jakarta masuk 20 Kota Global teratas dunia pada tahun 2045, bertepatan dengan perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Jakarta RISE 20 menekankan pada inovasi, konektivitas global, pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan lingkungan. Meski status Jakarta tidak lagi sebagai ibukota, perannya tetap vital sebagai pusat ekonomi nasional sesuai dengan arah Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Berdasarkan Oxford Global City Index, ada enam indikator utama sebuah kota dikategorikan global, yaitu: kebebasan ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi multikultural, kualitas hidup, keberlanjutan lingkungan dan aksesibilitas publik.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, bahkan menargetkan peningkatan peringkat Jakarta dalam Global Cities Index Kearney. Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dunia. Peta jalan menuju 2045 mencakup penguatan SDM, transformasi birokrasi, identitas budaya, transparansi komunikasi publik, serta pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
Saat peringatan HUT ke-498 Jakarta pada 22 Juni 2025, Josephine menegaskan perayaan tidak boleh sekadar seremoni semata.
“Hari jadi Jakarta harus menjadi momentum refleksi diri. Warga Jakarta perlu terus mengembangkan potensi diri agar mampu berdikari menghadapi persaingan global. Jakarta harus berbenah menuju kota yang lebih sejahtera,” tegasnya di Gedung DPRD.
Ia juga mengingatkan Pemprov DKI agar konsisten menjalankan komitmen membangun Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional sekaligus Kota Global yang mensejahterakan warganya.
Dengan penuh pengalaman, komitmen dan kepeduliannya terhadap pemuda serta masyarakat, Josephine tampil sebagai sosok legislator yang tak hanya hadir di ruang rapat, tetapi juga dekat dengan denyut kehidupan warganya. (A-oNe)