
Presiden Prabowo meresmikan Danantara. *ist
Jakarta, RIC – Kebijakan Presiden Prabowo Subianto membentuk dan meresmikan Danantara dan Bank Emas Indonesia didukung GCA.
Kenapa GCA mendukung, sebagaimana diungkapkan Juru Bicara/Juru Runding The Collateral House Amir Hamzah, karena penjelasan Presiden soal kedua institusi baru itu kinerjanya akan sangat berkaitan dan dipengaruhi oleh sistem yang lazim berlaku dalam Komite 300.
Sebagai unsur utama dari Komite 300 maka dukungan GCA terhadap kebijakan Presiden Prabowo ini sangat signifikan dan kondusif.
Dengan dukungan GCA kebijakan Presiden Prabowo tersebut akan mampu mengelola berbagai peluang dan tantangan yang pasti muncul dari operasionalisasi sistim yang berlaku dalam Komite 300.
Dukungan GCA terhadap kebijakan Presiden Prabowo kemudian bila dikaitkan dengan penolakan masyarakat terhadap keberadaan mantan Presiden Joko Widodo, realitasindonesia.com meminta tanggapan Juru Bicara/Juru Runding The Collateral House Amir Hamzah.
Kenapa GCA mau mendukung kebijakan Presiden Prabowo dalam Danantara dan Bank Emas?
GCA ada salah satu komponen dalam Komite 300. Pemilik GCA yang dikenal M1, sangat memahami sistim dan kerja Komite 300. Oleh sebab itu, dukungan diberikan agar supaya Presiden Prabowo mendapat dukungan yang signifikan untuk mengelola tantangan dan peluang yang muncul dari realitas dan dinamika dari Komite 300.
Pemilik GCA atau M1 adalah putra Indonesia, sementara kebijakan Presiden Prabowo merupakan bagian tanggung jawab terhadap kepentingan nasional. Maka wajarlah bila M1 berkenan memanfaatkan GCA untuk mendukung kebijakan Presiden Prabowo tersebut.
Apa Anda yakin Presiden Prabowo bisa memanfaatkan dana GCA?
Sekarang ini sedang berlangsung proses kerjasama antara GCA (Collateral House) dengan Pangeran Razeed dari Brunei Darussalam dengan Razeedland Corporation sebagai motor penggerak dari kerjasama antara Indonesia dengan Brunei Darussalam dan Malaysia.
Untuk itu, The Collateral House telah mengucurkan sertifikat GCA senilai US $3 Milyar untuk mendukung realisasi kerjasama dimaksud.
Kalau seorang pangeran dari Brunei Darussalam saja bisa memanfaatkan GCA kenapa Presiden Prabowo tidak bisa?
Lalu bagaimana tanggapan Anda diantara beberapa BUMN yang sekarang diorganisir dalam Danantara ternyata sudah dikuasi pihak asing?
Sikap GCA ini merupakan dukungan yang signifikan karena dengan memanfaatkan sertifikat Collateral GCA bisa untuk buy-back atau membeli kembali saham – saham BUMN yang telah dikuasai pihak asing.
Dengan demikian maka secara bertahap Presiden Prabowo bisa memanfaatkan sertifikat Collateral GCA dimaksud untuk melakukan stabilitasi baik pada aset dan likuiditas BUMN dimaksud.
Lalu bagaimana pendapat Anda dengan dilibatkannya Jokowi dan SBY dalam Danantara?
Beberapa hari lalu kan ada “teriakan” Indonesia Gelap. Saya memahami bahwa teriakan itu memang diarahkan kepada pemerintah secara keseluruhan mulai dari awal reformasi sampai sekarang yang belum mampu menuntaskan berbagai kasus korupsi yang merugikan keuangan negara semisal kasus BLBI pada era Presiden Megawati, Kasus Bank Century era Presiden SBY, serta berbagai kasus korupsi, manipulasi keuangan, pembohongan publik, pelanggaran terhadap kedaulatan negara yang terjadi pada era Presiden Jokowi.
Ini berarti bahwa diikutsertakannya Jokowi dan SBY sebagai Pengawas Danantara, saya pahami sebagai niat baik dan budi luhur dari Presiden Prabowo untuk mengajak kedua mantan Presiden ini secara bersama – sama menyelesaikan masalah – masalah yang selama ini menjadi tuntutan masyarakat.
Itulah yang saya pahami tentang manfaat dari dukungan GCA terhadap kebijakan Presiden Prabowo berkaitan dengan pembentukan Danantara dan Bank Emas Indonesia. *man