
Gerakan Literasi di Rusunawa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta. *ist
Jakarta, RIC – Gerakan literasi bukan sekadar membaca buku tetapi lebih dari itu yakni bagaimana memahami dunia, berpikir kritis dan berkreasi tanpa batas dalam menapaki kehidupan ini.
Gerakan literasi Jakarta 2025 memberi bukti nyata bahwa literasi bisa dinikmati dengan berbagai cara dan bentuk yang modern, relevan dan penuh inspirasi.
Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Syaefulloh Hidayat, Sabtu (15/2/2025), di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Penggilingan Jakarta Timur sebagai penghujung perjalanan gerakan literasi yang berlangsung di Rusunawa sejak 8 Februari sampai 15 Februari 2025.
Bertempat di Rusunawa ini juga, gerakan literasi disamping membaca, membungkus pula kreatifitas, edukasi dan hiburan yang tidak hanya bagi anak muda tetapi memberi arti penting bagi warga penghuni Rusunawa betapa penting budaya membaca dalam perjalanan hidup generasi muda.
Di tempat ini pula, kata Syaefulloh, sebanyak 12 anak muda dengan kemampuan luar biasa bisa meraih penghargaan atas karya mereka melalui lomba mewarnai, lomba menggambar, lomba menulis puisi dan lomba menulis cerpen. Kegiatan terakhir di Rusunawa selama seminggu ini kian lengkap, kata Syaefulloh, dengan berbagai acara seperti festival musik dan tarian tradisional
Tidak hanya itu, di hari terakhir ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta juga menyediakan sekaligus meresmikan ruang baca dengan buku berkualitas yang merupakan inti gerakan literasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta.
Syaefulloh menambahkan, literasi sebagai kunci masa depan bangsa. Literasi sangat penting dalam membentuk generasi masa depan yang berpikir kritis dan maju. Gerakan literasi untuk membangun budaya baca dan berpikir kritis yang dapat membentuk generasi muda yang tangguh dalam menghadapi kehidupan yang penuh warna – warni dengan sejuta tantangannya. (as)