
Menara Kembar Petronas, Malaysia. *ist
Jakarta, RIC – Ternyata, Presiden Prabowo Subianto, berdasarkan informasi, sudah menaruh perhatian khusus terhadap Global Collateral Account (GCA).
Di samping itu, terdapat informasi, sudah ada orang – orang dekat Presiden Prabowo yang berusaha melakukan komunikasi dengan Mr M1 untuk mengetahui lebih dalam eksistensi dan kinerja GCA.
Apakah ini pertanda Presiden Prabowo akan menggunakan dana GCA untuk mengatasi kondisi ekonomi yang sedang terpuruk?
“Ada beberapa orang yang nampaknya ditugaskan Presiden Prabowo untuk berkomunikasi dengan Mr M1 sebagai pemilik rekening GCA. Tetapi mereka – meraka ini, orang – orang Presiden Prabowo di luar sistim, di luar struktur Gerindra dan di luar struktur pemerintahan,” ungkap Juru Bicara dan Juru Runding The Collateral House Amir Hamzah, terkait informasi tersebut, kepada realitasindonesia.com, Sabtu (25/1/2025).
Hal ini mengindikasikan, lanjut Amir, bagaimana seorang Prabowo sedang melaksanakan operasi Sandi Yudha dan Parako guna menanggulangi masalah – masalah kenegaraan yang sarat resistensi.
Perkembangan ini pula lah yang menyebabkan GCA berkesimpulan bahwa paling tidak selama 2025 ini Prabowo belum punya kehendak untuk memanfaatkan dana GCA dalam rangka merespons masalah keuangan negara baik di sektor fiskal maupun moneter yang masih terpuruk.
Karena sudah menyadari belum mau memanfaatkan itu, kata Amir, maka GCA khususnya M1 lebih memusatkan perhatiannya untuk merespons kerjasama dari pihak Malaysia.
“Hubungan komunikasi dengan pihak Malaysia yang Insyaa Allah yang MoU akan ditandangani dalam sepuluh hari mendatang,” kata Amir.
Adapun MoU itu antara lain: Pertama, menyangkut pengelolaan perguruan tinggi. Dimana dana GCA akan dikucurkan untuk pembangunan dan perluasan lembaga pendidikan.
Kedua, pembangunan dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung industrialisasi serta pembangunan berbagai properti di Malaysia.
Mengingat, Malaysia adalah salah satu negara dari kelompok Commonwealth maka tentu saja kerjasama dengan Malaysia itu juga akan dipantau negara – negara Commonwealth lainnya di Asia – Pasifik.
“Itulah sebabnya maka sekalipun ada komunikasi dari salah seorang pangeran dari Kerajaan Brunei Darussalam namun kami baru akan merespons komunikasi tersebut setelah MOU dengan pihak Malaysia ditandatangani,” terang Amir.
Sikap Malaysia untuk mengembangkan kerjasama dengan GCA, Amir menambahkan, didasarkan pada pertimbangan terbentuknya BRICS, dimana keuntungan yang bisa didapatkan dari BRICS adalah melalui pendanaan GCA yang ada pada bank sentral negara – negara anggota BRICS. *man