
Jakarta, RIC – Pidato presiden terpilih, Prabowo Soebianto, dihadapan calon perwira remaja (Capara) TNI dan Polri, Jumat (12/7) lalu, di Balai Sudirman menarik, terutama menyangkut tujuan nasional sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 45 Alinea IV.
Hal ini ditegaskan Pengamat Inteligent dan Geopolitik Amir Hamzah kepada realitasindonesia.com, Selasa (16/7). Dikatan menarik karena begitu pentingnya keamanan.
Begitu penting dan mendasar keamanan sehingga Prabowo sampai menegaskan untuk apa membangun gedung-gedung. Untuk apa membangun jalan, untuk apa membangun kereta cepat dan untuk apa kita bangun waduk kalau kita tidak utuh, kita tidak aman dan tidak terlindungi.
Apa yang dikemukan Prabowo ini, tutur Amir, benar. Meskipun untaian kata dalam pembukaan UUD 45 alinea IV, harus dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh termasuk kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia.Meski semua itu, perlu aman, utuh dan bangsa terlindung.
Tetapi apa yang ditegaskan Prabowo itu menjadi tidak ada apa-apanya kalau berhenti di di situ. Apa yang ditegaskan Prabowo hanya akan menjadi narasi indah kalau hanya sebatas itu, tanpa upaya merealisasikannya.
Apa yang dikemukakan Prabowo, lanjut Amir, akan menarik dan bermakna kalau itu menjadi visi- misinya. Apa yang disampaikan Prabowo di hadapan para perwira remaja TNI – Polri menjadi berarti bagi bangsa bila masuk dalam program jangka menengah.
Tapi itu semua, kata Amir, belumlah cukup. Itu semua masih konsep. Masih hiasan kata – kata. Masih verbalis. Perlu langkah kongkret. Langkah eksekusi.
Langkah realisasi semua program untuk mencapai tujuan nasional.
Karena itu, tambah Amir, untuk bisa mewujudkan diperlukan para eksekutor profesional. Diperlukan orang-orang yang punya keahlian dan kemampuan tertentu dalam bidangnya.
Dan itu akan terlihat dalam kabinet. Susunan kabinet atau orang-orang yang duduk di dalam kabinet harus benar-benar ahli dalam bidangnya. Kabinet mendatang harus betul-betul profesional kalau memang mau agar tujuan nasional menjadi nyata dirasakan anak bangsa.
Kabibet jangan ditempati atau diisi orang- orang sekadar untuk menyenangkan partai koalisi. Kabinet mendatang bukan sekadar bagi-bagi kursi demi kebersamaan. Kabinet bukan sekadar buat yang berjasa dalam pemilihan presiden
Untuk itu, lanjut Amir, mari kita tunggu, mari kita lihat, apakah kabinet profesional atau sekadar menyenangkan partai, membahagiakan mereka yang berjuang dalam pemilu.
Bila kabinet hanya demi kebersamaan, untuk kepentingan koalisi maka penegasan Prabowo, presiden terpilih dengan penuh semangat dan gagah mengenai tujuan nasional dan pentingnya keamanan serta keutuhan kita sebagai bangsa, hanya sebatas narasi menarik. Hanya kata tanpa makna. *as